Terlampau Sering


Teramat sering kau buat patah ulu hatiku, kau buat mati sel darahku, kau buat sesak nafasu, dan kau buat kosong motifasi hidupku. Dengan kata dan bahkan hanya satu gerakan remuk redam semua organ tubuhku, hingga terbaring tak berdaya.
Setetes embun yang jatuh dan menetes tidak selalu berisi kesejukan di pagi hari tatkala hati telah hancur sebelumnya karena satu tetesan yang sama. Tiada sakit yang tak berujung jika terus bergelut dengan kesakitan. Hati kecil berontak, sang egois berdusta, mereka bertempur habis habisan sampai tak tahu kapan mereka berdamai.
Niat baik tidaklah selalu berhasil dengan baik, itulah kata pepatah yang berat di pikul. Carilah yang lebih baik, boleh kamu mencari yang lain. Teramat ringan kata kata itu, tapi sungguh tak kuasa aku hadapinya dengan semua sifat baiku. Dengan semua kekuatan imanku tak mampu ku hadapinya. Apakah aku tunggu embun berikutya sampai tempayan penuh. Wah gilanya diriku jika sampai hal ini terjadi. Umurkupun tak cukup untuknya.
Semua kegiatan dan aktifitasku sungguh ke angkuhanku tuk terus berjalan. Karena aku angkuh, karena aku egois, karena aku lemah di hati dan karena aku sebatang bambu yang kosong. Begitukah embun menyebutku?
Tak mudah berjalan di atas gejolak walupun berusaha tuk munafik tidak memikirkanya tapi karna punya lemah hati dan akhirnya tetap ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar